Minggu, 24 April 2011


Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah

0
Pengertian Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah.


Psikologi Pendidikan
Menurut Arthur S. Reber (Syah, 1997 / hal. 12)
Psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut :
a. Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas
b. Pengembangan dan pembaharuan kurikulum
c. Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
d. Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif
e. Penyenggaraan pendidikan keguruan.



Ada juga yang mengatakan bahwa Psikologi pendidikan adalah perkembangan dari psikologi perkembangan dan psikologi sosial, sehingga hampir sebagian besar teori-teori dalam psikologi perkembangan dan psikologi sosial digunakan di psikologi pendidikan. Psikologi pendidikan mempelajari bagaimana manusia belajar dalam setting pendidikan, keefektifan sebuah pengajaran, cara mengajar, dan pengelolaan organisasi sekolah.


Apa yang Psikolog pendidikan lakukan??
Pendidikan psikolog bekerja dalam berbagai cara yang berbeda untuk mengatasi masalah yang dialami oleh anak-anak dan orang muda dalam pendidikan. Mereka bekerja secara langsung dengan anak-anak dan remaja secara individu atau kelompok dan dengan berbagai profesional lain untuk memberikan pekerjaan mereka. Bagian dari peran psikologi pendidikan adalah untuk bekerja pada tingkat strategis, melaksanakan penelitian dan memberikan nasihat mengenai pengembangan kebijakan pendidikan. Daerah lain kerja termasuk memberikan pelatihan tentang isu-isu seperti perilaku dan manajemen stres. bekerja langsung dengan anak-anak dan remaja meliputi penilaian atas pembelajaran mereka dan kebutuhan emosional menggunakan metode seperti wawancara, observasi dan bahan uji. Intervensi tersebut kemudian dikembangkan untuk mendukung anak atau orang muda dengan masalah yang mereka alami


Psikologi Sekolah
Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. Yang bertujuan untuk membentuk mind set anak.
psikolog Sekolah membantu anak-anak dan remaja berhasil secara akademis, sosial, perilaku, dan emosional. Mereka berkolaborasi dengan pendidik, orang tua, dan profesional lainnya untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, dan mendukung yang memperkuat hubungan antara rumah, sekolah, dan masyarakat untuk semua siswa.


Apa Psikolog Sekolah lakukan?


Psikolog Sekolah Bekerja Dengan Siswa:
  • Memberikan konseling, pengajaran, dan pendampingan bagi mereka berjuang dengan masalah sosial, emosi, dan perilaku
  • Meningkatkan prestasi dengan menilai hambatan belajar dan menentukan strategi instruksional terbaik untuk meningkatkan pembelajaran.

Psikolog Sekolah Bekerja Dengan Siswa dan Keluarganya untuk:

  • Mengidentifikasi dan alamat belajar dan masalah perilaku yang mengganggu dengan keberhasilan sekolah
  • Evaluasi kelayakan untuk layanan pendidikan khusus (dalam sebuah tim multidisiplin)
  • Dukungan siswa sosial, emosional, dan perilaku kesehatan
  • mengasuh Mengajar dan meningkatkan kolaborasi rumah-sekolah.                                           
Psikolog Sekolah Bekerja Dengan Guru:
  • Mengidentifikasi dan menyelesaikan hambatan akademis untuk belajar
  • Merancang dan mengimplementasikan sistem monitoring kemajuan siswa
  • Desain dan intervensi akademis dan perilaku melaksanakan
  • Mendukung instruksi individual efektif
  • Menciptakan lingkungan kelas yang positif.
http://ilmu-psikologi.blogspot.com/2009/05/pengertian-psikologi-pendidikan.html
http://typecat.com/PSIKOLOGI-PENDIDIKAN
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi
http://www.nasponline.org/about_sp/index.aspx

Jumat, 22 April 2011


Pendidikan Anak Usia Dini

0



Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani  dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
  • Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
  • Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.
Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini
  • Infant (0-1 tahun)
  • Toddler (2-3 tahun)
  • Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
  • Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)

Senin, 18 April 2011


Mengapa Pendidikan Anak Cacat Kurang Diperhatikan???

0

Menurut artikel yang saya baca “Dari hasil survei Departemen Sosial (kini Kementerian Sosial, red) sampai akhir tahun 2008 jumlah penyandang cacat usia di atas 18 tahun di Kab. Bandung, mencapai 7.564 orang,” kata Kabid Pemulihan Sosial Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil (Dinsosdukcasip) Kab. Bandung, Asep Syafaat, Minggu (24/10).
Sedangkan jumlah anak cacat usia 0-18 tahun, kata Asep, mencapai 1.811 orang. “Sebagian besar atau 53 persen penyandang cacat maupun anak cacat merupakan tuna grahita atau mental retardasi. Masyarakat menyebutnya idiot,” katanya.
Penyebab banyaknya cacat mental, kata Asep, bisa karena kondisi ekonomi keluarga yang terbelakang maupun faktor keturunan. "Bisa juga akibat faktor latar belakang pendidikan yang rata-rata amat rendah. Sebagian besar atau sekitar 75 persen para penyandang cacat dan anak cacat tidak lulus SD," ujarnya.

Begitu banyaknya anak cacat dinegara kita yang tidak dapat mengenyam pendidikan seperti layaknya anak ormal. Padahal sebenarnya jika pemerintah memperhatikan sedikit memperhatikan kualitas pendidikan mereka, anak cacat bisa memiliki kemampian yang sangat bagus. Saya pernah liahat sebuah majalah di Gramedia seorang tuna netra dapat menjadi seorang guru les privat matematika dan fisika. Apa itu tidak hebat??
Saya juga sering melihat banyak anak-anak yang cacat tapi sangat mahir dalam memainkan alat musik, bahkan jauh lebih bagus dari orang yang normal. Jika pemerintah menyadari hal itu tentu pemerintah dapat bertindak secara adil terhadap anak yang normal dan yang cacat karna sangat banyak anak cacat yang memiliki keinginan untuk maju, tetapi terhalangi oleh keadaan ekonomi, lingkungan, dll.

Selasa, 05 April 2011


Mengapa pendidikan dinegara kita harus mahal??

0
Sri Rizki Amanda  
Maria Siagian  
Christian YWS 




Menurut saya biaya pendidikan di negara kita memang cukup mahal. Sehingga banyak anak-anak kurang mampu yang niat sekolahnya tinggi tidak bisa melanjutkan pendidikannya. Karna biaya pendidikan yang menurut orang tua mereka sangat ‘’mencekik leher’’.
Kita pasti setuju bahwa tidak semua perekonomian rakyat di Indonesia berada ditingkat yang lumayan baik, bahkan kitasemua  tahu sangat banyak rakyat Indonesia yang mengalami masalah ekonomi dalam kehidupannya. 
Perekonomian keluarga yang kurang mencukupi berdampak negatif bagi anak-anak dari keluarga tersebut. Karena sering kali anak-anak mereka yang masih kecil bukannya sekolah malah bekerja dipinggir jalan, dll.
Hal ini seharusnya dapat diperhatikan oleh pemerintah. Karena jika banyak anak-anak yang tidak berpendidikan, akan menambah pengangguran dinegara ini.
Tetapi yang menjadi masalah mengapa biaya sekolah dinegara ini sangat mahal??
Diartikel yang saya temukan mengatakan hampir 20% APBN Pemerintah Indonesia sudah dialokasikan untuk sektor pendidikan, bahkan Pemerintah telah mencanangkan Program Wajib Belajar 6 tahun, sejak tahun 1984 dan pelaksanaan Program Wajib Belajar 9 tahun yang telah dicanangkan sejak tahun 1994, Pemerintah juga mengeluarkan Program BOS dan BOS buku (BOS = Biaya Operasional Sekolah) untuk para siswa Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Pertama, pemberian program beasiswa bagi anak didik dari kalangan orang tua yang kurang mampu, sedangkan gaji dan tunjangan kepada para pendidik sekarang ini relatif cukup memadai. Tapi kenapa pendidikan negara kita tetap mahal ya??
Jadi menurut saya pemerintah harus membantu keluarga yang kurang mampu. Agar anak-anak yang kurang mampu dapat merasakan pendidikan yang harusnya menjadi kewajiban mereka. Sebaiknya pemerintah juga harus mengawasi dana yang harusnya digunakan untuk pendidikan anak-anak yang kurang mampu. Jangan sampai dana yang diberikan pemerintah jatuh ketangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.   
Agar semua anak-anak, baik yang mampu dan tidak mampu dapat merasakan pendidikan yang semestinya.