Senin, 28 Februari 2011


E-Learning 1 Maret 2011

0

Kelebihan Student-Centered Learning

         Menurut saya begitu banyak kelebihan dari belajar menggunakan metode E-learning. Ada beberapa kelebihan student centered leaning bila dibandingkan dengan metode konvensional (teacher centered learning) kelebihan itu adalah sebagai berikut:

           1. Mengefektifkan proses pembelajaran
Dengan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik, mereka akan bertanggungjawab pada dirinya sendiri dalam mencapai tujuan pembelajarannya. Sehingga mereka akan lebih cepat dalam menerima dan memahami sesuatu dengan proaktif dalam belajar.                                                                                                                                               
 2.       2. Memperkuat daya ingatan siswa
Ketika siswa dituntut untuk aktif dalam proses belajarnya, dalam artian tidak lagi hanya terpusat pada guru, mereka akan lebih kuat daya ingatannya. Karena mereka mendapatkan ilmu secara langsung untuk dipraktekkan, dalam arti tidak hanya sekedar mendengarkan dari satu sumber.           
3         3. Mengikis rasa bosan siswa
Rasa bosan akan timbul ketika mahasiswa tidak dianggap ada di dalam kelas. Mereka hanya dijadikan objek pendengar yang setia dari ceramah guru. Akibatnya siswa akan merasa bosan dan akan juga mempengaruhi keinginannya untuk terus giat dalam menggali ilmu.
4.       4. Memberikan rasa percaya diri bagi mereka yang mempunyai kekurangan dalam akademis

SCL memberikan kesempatan pada siapapun untuk proaktif dalam proses belajar mengajar. Tidak ada tekanan yang dapat memutuskan bahwa pendapat ini benar dan pendapat itu salah. Karena yang terlibat dalam diskusi tersebut mereka sendiri yaitu semua siswa. Jadi bagi mereka yang selama ini jarang berpartisipasi dalam kegiatan KBM akan merasa lebih percaya diri dalam mengikutinya.

Jumat, 18 Februari 2011


Upin dan Ipin.... ^_^

0


Siapa oarang ga kenal ma kedua tokoh kartun yang mengemaskan ini..
" Upin dan Ipin". Kedua tokon ini sangat terkenal di nusantara maupun luar nusantara.
Kartun Upin dan Ipin ini sangat banyak digemari oleh anak-anak bahkan sampai orang dewasa, karna apa yang disampaikan dalam kartun ini sangat bagus, lucu, menarik, dan yang paling penting mengandung banyak sekali pesan moral dan nasihat yang disampaikan kepada para penonton kartun ini.
          Menurut saya kartun seperti ini harus ditingkatkan dizaman sekarang ini.
Karna banyak sekali kartun-kartun yang malah membuat anak kurang terdidik.
Bisa kita lihat kartun Crayon Sinchan yang malah mengajari anak-anak untuk bersikap bandel terhadap guru, teman sebaya, bahkan melawan kepada orang tua.
Seperti yang kita tahu, dalam psikologi dikatakan anak akan cenderung mengikuti apa yang dilihatnya.
Jadi apabila kita memperlihatkan tontonan yang baik, otomatis anak tersebut akan mengikutinya, begitu juga sebaliknya. Apabila anak tersebut melihat tontonan yang buruk, bisa jadi dia akan mengikuti hal buruk tersebut.
       Oleh karna itu kartun seperti Upin dan Ipin harus terus dilestarikan dan bahkan kalau bisa di munculkan dalam bentuk kartun yang lain tetapi harus semakin banyak mengandung pesan moral dan nasihat yang berguna bagi penontonnya. Agar penonton yang kebanyakan anak-anak akan mendapat nilai plus saat menonton. Pertama anak akan mendapat hiburan. Dan kedua anak akan mendapat pelajaran secara tidak langsung dari apa yang dia tonton..
So caiyooo Upin dan Ipin..
Heheh..

Selasa, 15 Februari 2011


Tugas Psikologi Pendidikan ke-3

0
Apa Itu Teknologi Pembelajan??


Teknologi Pembelajaran tumbuh dari praktek pendidikan dan gerakan komunikasi audio visual. Teknologi Pembelajaran semula dilihat sebagai teknologi peralatan, yang berkaitan dengan penggunaan peralatan, media dan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan atau dengan kata lain mengajar dengan alat bantu audio-visual. Teknologi Pembelajaran merupakan gabungan dari tiga aliran yang saling berkepentingan, yaitu media dalam pendidikan, psikologi pembelajaran dan pendekatan sistem dalam pendidikan.



Jadi dapat kita simpulan bahwa Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.


Biasanya disekolah-sekolah yang bisa dibilang unggul sudah menggunakan teknologi pembelajaran dalam proses belajar dan mengajar. Beberapa teknologi yang paling akrab dan hampir semua sekolah memanfaatkan adalah media cetak (buku). Selain itu banyak juga sekolah yang telah memanfaatkan jenis teknologi lain seperti gambar, model, dan Overhead Projector (OHP) dan obyek-obyek nyata.  Sedangkan media lain seperti kaset audio, video, VCD, slide (film bingkai), program pembelajaran komputer masih jarang digunakan meskipun sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar guru. 
Teknologi pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.


Dengan majunya teknologi sekarang ini, begitu banyak manfaat yang kita rasakan, seperti:
1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar
8. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif. 
9. Mengefisienkan waktu belajar mengajar.



Senin, 14 Februari 2011


Hasil Diskusi

0


Dewasa ini perkembangan teknologi sangat cepat dan berpengaruh pada sitem pendidikan juga. Sistem pendidikan sekarang mulai berbasis pengembangan teknologi. Sekarang, pembelajaran tidak hanya terbatas ruang dan waktu, pembelajaran dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.
Menurut kelompok kami, sistem pembelajaran dengan menggunakan e-mail dan blogsangatlah baik karena membantu mahasiswa dan dosen dalam pengaplikasian sistem pendidikan yang mulai menuju ke arah pengembangan teknologi. Dengan adanya e-maildan akun blog membuat sistem perkuliahan lebih efisien dan efektif. Dengan adanya e-maildan blog, kita dapat mengakses info-info penting mengenai hal-hal yang berhubungan dengan mata kuliah psikologi pendidikan, misalnya mengenai konferensi guru, dan juga bisa share dengan teman-teman mengenai topik permasalahan dalam mata kuliah dengan membaca solusi teman-teman di blog.
Di luar psikologi pendidikan, blog dan e-mail mampu memancing daya kreativitas mahasiswa. Blog, misalnya, mahasiswa terpancing untuk mendesign blog dengan kreativitasnya agar menarik ataupun menambah informasi-informasi lain. Makanya tidak heran jika mahasiswa mampu duduk berjam-jam di depan monitor hanya untuk men-design blog ataupun mencari informasi-informasi lain yang berhubungan lewat e-mail yang dikirimkan dosen.
Indonesia sendiri, khususnya Medan sebagai ibukota provinsi, belum begitu menyadari akan keberadaan dan  pentingnya pembelajaran e-learning. Pembelajaran e-learning ialah pembelajaran dengan menggunakan bantuan alat elektronika, misalnya komputer ataupun modem. Pembelajaran e-learning sendiri bermanfaat agar dunia pendidikan juga tidak ketinggalan dengan kemajuan teknologi. E-mail maupun blog merupakan sarana yang tersedia di dunia maya guna menyampaikan pesan, baik secara private (e-mail) dan publik (blog).  Masih sedikit sekolah-sekolah yang mulai menggunakan pembelajaran e-learning, kalaupun ada itu hanya ada di sekolah-sekolah bertaraf tinggi. Bantuan negara untuk pendidikan pun sering tidak jelas arahnya.
Namun, dengan diterapkannya pembelajaran berbasis e-learning ini pada mata kuliah psikologi pendidikan, menjadikan mahasiswa bukan saja berkutat pada bahan ajar, namun dapat mengekspresikannya lewat solusi-solusi pada topik permasalahan, bahkan dengan bonus mampu menekspresikan dirinya lewat design-design blog.
Namun, yang perlu diperhatikan ialah kita tidak berkutat pada masalah alat-alat pembelajarannya, seperti modem,  tapi pada hasil maksimum yang dicapai dari penerapan pembelajaran e-learning ini.

Senin, 07 Februari 2011


Tugas Psikologi Pendidikan ke-2

0
Pengaruh televisi bagi anak-anak


Televisi atau yang lebih kita kenal dengan TV adalah sebuah alat komunikasi yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Semua tentu mengenal dan pernah menonton siaran yang ada ditelevisi. 
Begitu banyak acara yang ada di dalam televisi.
Menurut sebagian orang, dengan menonton TV kita dapat menambah pengetahuan, wawasan dan sebagai sarana pembelajaran.


Tapi apakah kita setuju dengan itu semua??



Upaya menjadikan TV sebagai media pendidikan telah dilakukan sejak dekade awal munculnya media itu. Lalu lama kelamaan keluar sejumlah laporan penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh besar penggunaan media TV dalam meningkatkan kualitas pendidikan. 
Namun menjelang akhir millennium kedua, muncul kritik yang sifatnya mendekonstruksi keyakinan besarnnya pengaruh televisi terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Pengaruh televisi terhadap tingkah laku, dan kemampuan kognitif, ternyata tidak ditemukan bukti yang mendukung pernyataan bahwa proses belajar dimudahkan jika informasi ditampilkan dalam setting dramatis sebagaimana ditampilkan oleh media tv. Siaran TV memang menyiarkan banyak informasi, namun karena sifatnya hanya sekilas dengar dan pandang maka sedikit pula yang bisa mengendap dalam ingatan masyarakat terutama anak-anak. Masyarakat hanya memperoleh informasi secara sepotong-sepotong sehingga sulit untuk dijadikan dasar dalam mengambil kesimpulan. Sebenarnya, siaran tv memang memperkaya kepemilikan informasi pada masyarakat, namun teramat sedikit yang bisa dikutip dari siaran TV untuk referensi ilmiah. Hal itu membuktikan rendahnya otoritas program tv sebagai karya ilmiah. Sudah menjadi rahasia umum bahwa siaran televisi lebih banyak dipandang sebagai hiburan semata.
Di Indonesia, usaha untuk menyelenggarakan TV pendidikan sudah muncul sejak Repelita I (1969). Akan tetapi langkah konkret baru terlihat pada tahun 1978 dengan dibentuknya Pusat Teknologi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekomdikbud). Tersendat-sendatnya langkah ke arah itu disebabkan oleh sikap monopolistik TVRI. Sebenarnya TVRI sudah bisa dibilang memenuhi syarat sebagai siaran tv yang penuh dengan pendidikan dan wawasan yang berguna untuk anak. Tapi seiring kemajuan teknologi anak-anak zaman sekarang sudah mengabaikan keberadaan TVRI dan lebih suka menonton siaran lain yang kebanyakan berisi tentang cinta, kehidupan remaja, dll. Hal ini tentu sangat mempengaruhi jiwa anak-anak. Bisa kita perhatikan anak-anak sekarang sangat cepat mengalami masa remaja. Bisa kita lihat dengan cara mereka menyukai sebuah lagu. Mereka cendrung menyukai lagu dewasa, berbau cinta dari pada lagu anak-anak. Hal ini tentu mereka dapatkan dari siaran-siaran yang mereka lihat di tv. Bisa juga kita lihat, disebuah sinetron atau film, anak sekolah cendrung memakai rok mini kesekolah, memakai aksesoris yang berlebihan, dll. Tanpa kita sadari anak-anak pasti akan mengikuti tokoh yang menurut mereka baik, cantik, ganteng. Padahal apa yang ada dalam sinetron itu sangat bertolak belakang dengan aturan-aturan sekolah pada umumnya, hal ini tentu memicu seorang anak untuk melanggar aturan tersebut, karna mereka berupaya meniru tokoh idola mereka. Seperti juga tayangan smack down, tayangan ini sempat menyebabkan korban. Karna anak tersebut mengukuti apa yang dia lihat. 
Jadi menurut saya sekarang ini televisi kebanyakan memberi dampak negatif daripada dampak positif.
Mungkin ada sebagian anak yang mendapat dampak positif dari televisi, tetapi saya yakin kebanyakan anak justru menyerap dampak negatifnya. 
Oleh karna itu, wajib bagi orangtua untuk mendampingi anak-anaknya apabila sedang menonton dirumah, dan jika perlu arahkan anak agar dia tau mana yang baik dalam siaran itu, dan mana yang buruk.


Daftar pustaka
Miarso, Yusufhadi, 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Prenada Media dan Pustekkom Diknas.
www.google.com

Selasa, 01 Februari 2011


Tugas Psikologi Pendidikan ke-1

0



Apakah proses belajar yang saya alami selama ini disekolah cukup baik??
Menurut saya "Tidak". 
Hal ini terjadi karna banyak hal.
Disekolah saya banyak sekali guru yang menurut saya sangat tidak efisien dalam mengajar dan memahami karakter muridnya.
Banyak sekali guru yang cuek dengan kondisi kelasnya.
Guru tersebut tidak dapat menjiwai ataupun memahami karakter-karakter dari murid-muridnya.
Guru tersebut hanya masuk kelas, memberikan tugas, dan terkadang ada satu atau dua orang guru yang hanya mengajar murid yang duduk dibagian depan saja (malas berinteraksi murid yang duduk dibelakang kelas).
Apakah itu baik??
Bagaimana seharusnya guru yang baik??


Menurut buku Santrock...
Guru yang baik ialah guru yang membuat murid-muridnya berpikir.
Guru harus menguasai beragam perspektif dan strategi, dan harus bisa mengaplikasikannya secara fleksibel..
Hal ini membutuhkan dua hal utama:
1. Pengetahuan dan keahlian proffesional.
2. Komitmen dan motifasi.


Mari kita kupas satu per satu...



PENGETAHUAN DAN KEAHLIAN PROFFESIONAL
Guru yang efektif menguasai materi pelajaran dan keahlian atau keterampilan mengajar yang baik. Guru yang efektif memiliki strategi pengejaran yang baik dab didukung oleh metode penetapan tujuan, perencanaan pengajaran, dan manajemen kelas. Mereka tahu bagaimana memotivasi, berkomunikasi, dan berhubungan secara efektif dengan murid-murid dari berbagai latar belakang kultural. Mereka juga mengetahui cara menggunakan teknologi yang tepat guna di dalam kelas. Berikut adalah masing-masing penjelasan dari beberapa kriteria di atas.




1. Penguasaan materi pelajaran
Guru yang efektif harus berpengetahuan, fleksibel, dan memahami materi. Tentu saja, pengetahuan subjek materi tidak hanya mencakup fakta, istilah, dan konsep umum. Ini juga membutuhkan pengetahuan dasar pengorganisasian materi, mengkaitkan berbagai gagasan, cara berpikir dan berargumentasi.

2. Strategi Pengajaran
Dalam hal ini bagaimana guru dapat membuat pengajaran materi dapat dikuasai oleh murid. Pada pendidikan model lama (tradisional) terlalu menekankan murid harus duduk diam, menjadi pendengar pasif dan menyuruh murid untuk menghafal informasi yang relevan dan tidak relevan. Kemudian berganti pada prinsip konstruktivisme, yaitu menekankan agar murid secara aktif menyusun dan membangun pengetahuan dan pemahamannya. Namun tidak semua ahli setuju dengan cara di atas, tetapi yang terpenting adalah walaupun anda menggunakan salah satu strategi di atas, masih banyak hal yang harus diketahui, hal-hal yang memberikan pengaruh dalam pengajaran yang efektif.

3. Penetapan tujuan dan keahlian perencanaan instruksional
Guru yang efektif tidak sekadar mengajar di kelas, entah dia menggunakan perspektif tradisional atau konstruktivisme di atas. Mereka juga harus menentukan tujuan pembelajaran dan menyusun rencana untuk mencapai tujuan itu.

4. Keahlian manajemen kelas
Aspek penting lainnya untuk menjadi guru yang efektif adalah mampu menjaga kelas tetap aktif bersama dan mengorientasikan kelas ke tugas-tugas. Guru yang efektif dapat mempertahankan lingkungan belajar yang kondusif. Biasanya guru juga harus dapat mengontrol semua muridnya, mengajak muridnya ikut menyimak dan mendengarkan apa yang dia sampaikan dan juga dapat bersosialisasi dengan baik dengan semua murid.

Murid akan merasa nyaman bila seorang guru memperlakukan setiap anak didiknya sama.
5. Keahlian motivasional
Guru yang efektif mempunyai strategi yang baik untuk memotivasi murid agar mau belajar. Guru yang efektif tahu bahwa murid akan termotivasi saat mereka bisa memilih sesuatu yang sesuai dengan minatnya. Guru yang baik akan memberi kesempatan murid untuk berpikir kreatif dan mendalam untuk proyek mereka sendiri. Dengan kata lain seorang guru harus mampu membuat murid mau belajar dan menikmati apa yang guru tersebut sampaikan. Guru itu juga harus memberikan sedikit saran yang bersifat membangun, jangan hanya datang dan bertujuan menghabiskan materi saja.

6. Keahlian komunikasi
Hal yang perlu diperlukan untuk mengajar adalah keahlian dalam berbicara, mendengar, mengatasi hambatan komunikasi verbal, memahami komunikasi non verbal dari murid, dan memapu memecahkan konflik secara konstruktif. Menurut saya, kadang kala ada murid yang sulit untuk menangkap bila dijelaskan secara umum, oleh karna itu seorang guru harus peka akan hal seperti itu. Biasanya hal yang baik dengan cara mendatangi murid tersebut dan mengajarinya secara langsung ditempat ia duduk, agar murid tersebut mengerti materi yang disampaikan.

7. Bekerja secara efektif dengan murid dari berbagai kultur yang berbeda
Guru yang efektif harus mengetahui dan memahami anak dengan latar belakang kultural yang berbeda-beda, dan sensitif terhadap kebutuhan mereka. Mendorong murid satu dengan murid yang lain untuk berhubungan positif.

8. Keahlian teknologi
Guru yang efektif tahu cara menggunakan komputer dan cara mengajar murid menggunakan komputer untuk menulis dan berkreasi. Teknologi itu sendiri tidak selalu meningkatkan kemampuan belajar murid perlu kesesuaian antara kurikulum dengan teknologi yang sesuai dalam pengajaran. Tetapi menurut saya seorang guru harus memperhatikan bidang apa yang dia ajarkan. 

contohnya: tidak mungkin seorang guru fisika atau matematika menggunakan komputer untuk berinteraksi dengan muridnya. Bila guru tersebut menggunakan komputer (yang biasanya soal ditampilkan langsung dengan jawabanya), tentu muridnya akan kesulitan dalam menangkap apa maksud dan bagaimana cara menyelesaikan soal tersebut. Oleh karna itu, menurut saya teknologi juga harus sesuai dengan bidang ilmu yang akan disampaikan. 






KOMITMEN DAN MOTIVASI
Menjadi guru yang efektif juga membutuhkan komitmen dan motivasi. Aspek ini mencakup sikap yang baik dan perhatian kepada murid. Komitmen sangat dibutuhkan dalam pengajaran, bagaimana guru memberikan tenaga dan pikiran untuk memberikan pengajaran yang dapat diterima oleh murid dengan baik. Guru yang efektif juga mempunyai kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka dan tidak akan membiarkan emosi negatif melunturkan motivasi mereka.






Daftar Pustaka
Santrock, John, W. 2007. 
Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencan Prenada Media Group
www.scribd.com