Senin, 18 April 2011


Mengapa Pendidikan Anak Cacat Kurang Diperhatikan???

0

Menurut artikel yang saya baca “Dari hasil survei Departemen Sosial (kini Kementerian Sosial, red) sampai akhir tahun 2008 jumlah penyandang cacat usia di atas 18 tahun di Kab. Bandung, mencapai 7.564 orang,” kata Kabid Pemulihan Sosial Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil (Dinsosdukcasip) Kab. Bandung, Asep Syafaat, Minggu (24/10).
Sedangkan jumlah anak cacat usia 0-18 tahun, kata Asep, mencapai 1.811 orang. “Sebagian besar atau 53 persen penyandang cacat maupun anak cacat merupakan tuna grahita atau mental retardasi. Masyarakat menyebutnya idiot,” katanya.
Penyebab banyaknya cacat mental, kata Asep, bisa karena kondisi ekonomi keluarga yang terbelakang maupun faktor keturunan. "Bisa juga akibat faktor latar belakang pendidikan yang rata-rata amat rendah. Sebagian besar atau sekitar 75 persen para penyandang cacat dan anak cacat tidak lulus SD," ujarnya.

Begitu banyaknya anak cacat dinegara kita yang tidak dapat mengenyam pendidikan seperti layaknya anak ormal. Padahal sebenarnya jika pemerintah memperhatikan sedikit memperhatikan kualitas pendidikan mereka, anak cacat bisa memiliki kemampian yang sangat bagus. Saya pernah liahat sebuah majalah di Gramedia seorang tuna netra dapat menjadi seorang guru les privat matematika dan fisika. Apa itu tidak hebat??
Saya juga sering melihat banyak anak-anak yang cacat tapi sangat mahir dalam memainkan alat musik, bahkan jauh lebih bagus dari orang yang normal. Jika pemerintah menyadari hal itu tentu pemerintah dapat bertindak secara adil terhadap anak yang normal dan yang cacat karna sangat banyak anak cacat yang memiliki keinginan untuk maju, tetapi terhalangi oleh keadaan ekonomi, lingkungan, dll.

0 komentar:

Posting Komentar