Pengaruh televisi bagi anak-anak
Televisi atau yang lebih kita kenal dengan TV adalah sebuah alat komunikasi yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Semua tentu mengenal dan pernah menonton siaran yang ada ditelevisi.
Begitu banyak acara yang ada di dalam televisi.
Menurut sebagian orang, dengan menonton TV kita dapat menambah pengetahuan, wawasan dan sebagai sarana pembelajaran.
Tapi apakah kita setuju dengan itu semua??
Upaya menjadikan TV sebagai media pendidikan telah dilakukan sejak dekade awal munculnya media itu. Lalu lama kelamaan keluar sejumlah laporan penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh besar penggunaan media TV dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Namun menjelang akhir millennium kedua, muncul kritik yang sifatnya mendekonstruksi keyakinan besarnnya pengaruh televisi terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Pengaruh televisi terhadap tingkah laku, dan kemampuan kognitif, ternyata tidak ditemukan bukti yang mendukung pernyataan bahwa proses belajar dimudahkan jika informasi ditampilkan dalam setting dramatis sebagaimana ditampilkan oleh media tv. Siaran TV memang menyiarkan banyak informasi, namun karena sifatnya hanya sekilas dengar dan pandang maka sedikit pula yang bisa mengendap dalam ingatan masyarakat terutama anak-anak. Masyarakat hanya memperoleh informasi secara sepotong-sepotong sehingga sulit untuk dijadikan dasar dalam mengambil kesimpulan. Sebenarnya, siaran tv memang memperkaya kepemilikan informasi pada masyarakat, namun teramat sedikit yang bisa dikutip dari siaran TV untuk referensi ilmiah. Hal itu membuktikan rendahnya otoritas program tv sebagai karya ilmiah. Sudah menjadi rahasia umum bahwa siaran televisi lebih banyak dipandang sebagai hiburan semata.
Di Indonesia, usaha untuk menyelenggarakan TV pendidikan sudah muncul sejak Repelita I (1969). Akan tetapi langkah konkret baru terlihat pada tahun 1978 dengan dibentuknya Pusat Teknologi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekomdikbud). Tersendat-sendatnya langkah ke arah itu disebabkan oleh sikap monopolistik TVRI. Sebenarnya TVRI sudah bisa dibilang memenuhi syarat sebagai siaran tv yang penuh dengan pendidikan dan wawasan yang berguna untuk anak. Tapi seiring kemajuan teknologi anak-anak zaman sekarang sudah mengabaikan keberadaan TVRI dan lebih suka menonton siaran lain yang kebanyakan berisi tentang cinta, kehidupan remaja, dll. Hal ini tentu sangat mempengaruhi jiwa anak-anak. Bisa kita perhatikan anak-anak sekarang sangat cepat mengalami masa remaja. Bisa kita lihat dengan cara mereka menyukai sebuah lagu. Mereka cendrung menyukai lagu dewasa, berbau cinta dari pada lagu anak-anak. Hal ini tentu mereka dapatkan dari siaran-siaran yang mereka lihat di tv. Bisa juga kita lihat, disebuah sinetron atau film, anak sekolah cendrung memakai rok mini kesekolah, memakai aksesoris yang berlebihan, dll. Tanpa kita sadari anak-anak pasti akan mengikuti tokoh yang menurut mereka baik, cantik, ganteng. Padahal apa yang ada dalam sinetron itu sangat bertolak belakang dengan aturan-aturan sekolah pada umumnya, hal ini tentu memicu seorang anak untuk melanggar aturan tersebut, karna mereka berupaya meniru tokoh idola mereka. Seperti juga tayangan smack down, tayangan ini sempat menyebabkan korban. Karna anak tersebut mengukuti apa yang dia lihat.
Jadi menurut saya sekarang ini televisi kebanyakan memberi dampak negatif daripada dampak positif.
Mungkin ada sebagian anak yang mendapat dampak positif dari televisi, tetapi saya yakin kebanyakan anak justru menyerap dampak negatifnya.
Oleh karna itu, wajib bagi orangtua untuk mendampingi anak-anaknya apabila sedang menonton dirumah, dan jika perlu arahkan anak agar dia tau mana yang baik dalam siaran itu, dan mana yang buruk.
Daftar pustaka
Miarso, Yusufhadi, 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Prenada Media dan Pustekkom Diknas.
www.google.com
skip to main |
skip to sidebar
Blog Archive
Followers
About Me
About
Labels
- Pedadogi (1)
- Tugas 1 Psikologi Belajar (1)
- Tugas Kelompok 1 (1)
- Tugas kelompok 2 (1)
- Tugas Mini Proyek (1)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar