Lisa Chairani (10-015)
Juannita Sari Br.Tarigan (10-019)
Christian Yosie WS (10-099)
Christin Siahaan (10-107)
Kesimpulan yang kami peroleh setelah melakukan diskusi
dan membuat tugas individu mengenai pengalaman pribadi yang kemudian dianalis
menggunakan teori belajar dari skinner dimana seperti yang kita ketahui bahwa teori umum dari Skinner adalah Skinner Box, yaitu dimana seekor tikus disetrum dengan tegangan rendah, apabila tikus menyentuh dinding kotak setrum
maka tegangan
akan dihilangkan (dihentikan). Respon menyentuh
tembok akan diperkuat (tikus
makin sering menyentuh tembok) karena respon ini akan menghentikan setrum.
Dalam situasi itu, setrum adalah stimulus diskriminatif , responnya adalah menyentuh tembok
dan peenguatnya adalah penghentian setrum, secara spesifik, penguat negative
didefenisikan sebagai stimulus pengurangan atau penghilangan yang memperkuat
perilaku (Skinner, 1989, h 127; Margaret learning and instruction, h128).
Seperti
contoh pengalaman individu kelompok kami yaitu perilaku yang terjadi semua
dikarenakan stimulus, dan ketika stimulus diberikan respon maka respon
tersebut akan meningkat serta mengubah perilaku dengan penguat
positif ataupun negatif yang diasumsikan sebagai tipe penguatan akhir, hal ini di
karenakan adanya stimulus
diskriminatif dalam kehidupan sehari hari.
Stimulus diskriminatif tersebut membuat
kita akan merespon stimulus tersebut serta mengakibatkan kita
memperoleh konsekuesi sesuai dengan respon yang kita berikan. Konsekuensi
tersebut nantinya yang akan menjadi
penguat perilaku kita. Kita memperkuat atau meningkatkan frekuensi
perilaku yang postif atau negatif tergantung kepada konsekuensi yang kita
dapatkan dari hasil stimulus respon yang kita lakukan sebelumnya.
Jika dikaitkan
dengan pembelajaran, hal ini terkadang bagus untuk dijadikan pendekatan bagi anak-anak, yaitu untuk menghasilkan perilaku yang kita inginkan dari anak-anak seperti rajin
belajar, tidak nakal, dll kita bisa membuat stimulus diskriminatif yang bisa menghasilkan
perilaku baru atau menghasilkan perilaku yang kita inginkan dari anak tersebut,
seperti diberi permen jika tugasnya sudah
selesai, di beri reward jika meraih juara, tidak di beri hadiah jika tidak meraih juara, dsb. mungkin hal ini akan direspon baik oleh anak, dan alahasil,
respon yang diberikan oleh anak menghasilkan perilaku baru atau perilaku yang
kita inginkan, kemudian konsekuensi yang
diperoleh nantinya akan memberikan
sebuah penguatan bagi perilaku anak tersebut. dia akan terus
melakukan hal yang sama jika stimulus dan konsekuensi
yang didapatkan oleh anak sama. Tapi hal ini
juga akan mengalami masalah, karena anak belajar bukan karena keinginan
pengetahuan mereka sendiri tapi karena ada sesuatu yang ingin mereka dapatkan (
konsekuensinya ).
0 komentar:
Posting Komentar